
Beijing Meningkatkan Defisit Anggaran Meskipun Dihantui Masalah Ekonomi
Pemerintah Tiongkok mengambil langkah berani dengan menaikkan defisit anggaran ke level tertinggi dalam sejarah. Para investor pun waspada. Berdasarkan laporan The Financial Times, defisit anggaran Tiongkok belum lama ini dinaikkan menjadi 4%, rekor tertinggi yang pernah dicapai. Para ahli meyakini bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi keuangan serta menangani berbagai tantangan ekonomi yang sedang dihadapi.
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mengumumkan dalam Kongres Rakyat Nasional (NPC) bahwa target defisit anggaran untuk 2025 ditetapkan sebesar 4% dari PDB. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok akan menerapkan kebijakan fiskal yang lebih agresif guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Perlu dicatat bahwa angka 4% merupakan defisit tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, mengingat dalam beberapa tahun sebelumnya, defisit selalu berada di bawah 3%.
Harry Murphy, analis senior di Moody’s Analytics, menilai keputusan ini mengisyaratkan masalah ekonomi di Tiongkok karena pemerintah menyerah terlalu dini, sehingga menyebabkan defisit anggaran yang tinggi.
Sebelumnya, pemerintah merilis dokumen yang menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5% pada 2025. Sebagai perbandingan, PDB Tiongkok tumbuh 5,2% pada 2023 dan 5% pada 2024. Angka-angka ini menunjukkan bahwa perekonomian Tiongkok terus melemah.
Presiden Tiongkok Xi Jinping juga mengakui bahwa perekonomian nasional tengah menghadapi sejumlah tantangan besar. Ia menambahkan bahwa ke depannya berbagai masalah ini berpotensi memburuk karena kondisi global yang semakin tidak menentu.