Euro dan pound terus mengalami penguatan terhadap dolar AS, terutama setelah pidato Presiden Trump di Davos yang mengejutkan para trader.

Pernyataan Trump mengenai kebijakan moneter AS mendorong banyak trader untuk menjual dolar AS, karena muncul kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertimbangkan usulan baru presiden, meskipun kemungkinan besar hal ini tidak akan terjadi. Trump mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di AS. Pernyataan ini memicu spekulasi di kalangan trader, yang selanjutnya menyebabkan penjualan dolar, berkontribusi pada penurunan nilai dolar di pasar internasional.

Hari ini, pada awal hari, sejumlah data penting akan dirilis, termasuk Eurozone Manufacturing PMI, Services PMI, dan Composite PMI untuk bulan Januari. Dengan sektor manufaktur yang terus memberikan tekanan pada ekonomi Zona Euro, prospek pertumbuhan euro masih berada dalam ketidakpastian.

Pidato Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa, yang dijadwalkan berlangsung hari ini, diharapkan menjadi salah satu sorotan bagi pasar keuangan. Mengingat tantangan ekonomi yang sedang dihadapi Eropa, pernyataan yang dilontarkannya mungkin akan memicu reaksi pasar yang signifikan. Namun, banyak analis berpendapat bahwa ia kemungkinan akan mengulangi poin-poin yang telah disampaikan pada awal pekan ini, terutama mengenai fokusnya pada ekspektasi inflasi dan dampak terhadap kebijakan moneter. Dengan mempertimbangkan data inflasi terbaru, para investor akan memperhatikan dengan saksama setiap petunjuk perubahan dalam strategi ECB.

Di Inggris, pound berpotensi mengalami penguatan pada awal hari jika angka UK Manufacturing PMI, Services PMI, dan Composite PMI melebihi ekspektasi. Data yang positif bisa memperkuat nilai pound dan menarik minat investor. Namun, dengan adanya kontraksi di sektor manufaktur Inggris, hal ini mungkin mencerminkan tantangan ekonomi yang sedang berlangsung, yang dapat mendorong Bank of England untuk menerapkan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, berpotensi melemahkan pound.

Jika data yang dirilis sesuai dengan ekspektasi para ekonom, Strategi Mean Reversion mungkin menjadi pendekatan yang paling tepat. Namun, jika hasilnya berbeda secara signifikan dari prediksi, maka Strategi Momentum akan lebih cocok untuk diterapkan.

Strategi Momentum (Breakout)

EUR/USD

• Beli saat terjadi breakout di atas 1. 0454, yang dapat mendorong euro naik menuju area 1. 0496 dan 1. 0534.
Jual saat terjadi breakout di bawah 1. 0414, yang dapat menyebabkan euro turun menuju area 1. 0375 dan 1. 0343.

GBP/USD

• Beli saat terjadi breakout di atas 1. 2412, yang berpotensi membawa pound ke area 1. 2449 dan 1. 2490.
• Jual saat breakout terjadi di bawah 1. 2370, yang dapat mengakibatkan pound turun ke area 1. 2336 dan 1. 2301.

USD/JPY

• Beli saat breakout terjadi di atas 155. 55, yang dapat mendorong dolar naik ke area 155. 87 dan 156. 19.
• Jual saat breakout terjadi di bawah 155. 19, yang dapat menyebabkan penurunan dolar ke area 154. 85 dan 154. 55

Strategi Mean Reversion

EUR/USD

• Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 1. 0478, dan harga kembali berada di bawah level ini.
• Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 1. 0437, dan harga kembali ke level ini

GBP/USD

• Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 1. 2431, dan harga kembali di bawah level ini.
• Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 1. 2378, dan harga kembali ke level ini.

AUD/USD

• Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 0. 6352, dengan harga kembali di bawah level ini.
• Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 0. 6306, dengan harga kembali ke level ini.

USD/CAD

• Cari peluang jual setelah breakout gagal di atas 1. 4349, ketika harga kembali di bawah level ini.
• Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 1. 4291, ketika harga kembali ke level ini.